Resensi Novel Please Look After Mom

Please Look After Mom Kyung Sook Shin


Informasi Buku

Judul : Please Look After Mom ( Ibu Tercinta)

Penulis : Kyung Sook Shin

Alih Bahasa : Tanti Lesmana

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit :  Cetakan Kelima: Januari 2020; Cetakan Keenam: Januari 2021

Tebal: 20 cm; 296 halaman


[Resensi]

Kalian pasti pernah mendengar kalimat "Seorang Ibu mampu mengurus sepuluh anak, tapi sepuluh anak belum tentu mampu mengurus satu Ibu." Mungkin itu adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkan kisah dalam novel ini. 

Bercerita tentang sepasang suami istri yang pergi ke Seoul untuk menemui anak-anak mereka. Tapi tidak satupun anaknya menjemput Ayah dan Ibu mereka karena anak-anaknya terlalu sibuk dan mereka percaya bahwa ayah dan ibu bisa menemukan rumah sang anak tertua. Sayangnya karena kebiasaan sang Suami, si Istri pun tertinggal saat akan memasuki gerbong kereta bawah tanah. Sang Suami tersadar ketika dia sudah ada di dalam kereta, Saat tiba di stasiun pemberhentian berikutnya dia kembali ke Stasiun dimana mereka terpisah namun sang Istri sudah tidak ada disana. Istri sekaligus Ibu itu telah menghilang.

Kalimat pembukanya langsung ke inti masalah "Sudah seminggu Ibu hilang"

Jujur saja awalnya saya sedikit bingung memahami cerita pada Bab 1 ini. Penulis menggunakan sudut pandang orang kedua sehingga banyak menggunakan kata "Kau". Tapi semakin dibaca akhirnya saya mulai paham sudut cerita yang disajikan. Setiap Bab memiliki sudut pandang yang berbeda. Di bab 1 diceritakan dari sudut pandang anak perempuan tertua, pada Bab 2 diceritakan dari sudut pandang anak laki-laki pertama Hyeong Chol, lalu sudut pandang sang Ayah, Sang Ibu dan bab terakhir kembali ke sudut pandang anak perempuan tertua Chi Hoon. Dari berbagai sudut pandang tersebut kita mampu merasakan aliran emosi dalam tulisan tersebut. Perasaan bersalah penyesalan dan kerinduan mereka.

Mengambil latar belakang kehidupan pedesaan Korea, bagi yang suka menonton film atau drama Korea tentu tidak susah membayangkan latar cerita ini. Keluarga ini lahir di desa dan hidup miskin, bahkan untuk makan sang Ibu harus berusaha sangat keras untuk anak-anaknya. Dia menggarap ladang, memelihara hewan dan membuat apapun yang bisa menjadikan uang. Diusia yang masih muda itu dia harus bekerja keras sambil membesarkan anak-anaknya. Si ibu yang miskin dan buta huruf karena tidak disekolahkan oleh Ibunya tentu dia tidak mau anak-anaknya bernasib sama. Dia berusaha untuk menyekolahkan anak-anaknya sehingga anaknya bisa sukses dan hidup di kota. Dia sangat bangga akan kehidupan anaknya.

Apa gunanya punya rumah tangga kalau menyekolahkan anak-anak pun tidak mampu- halaman 50- Ibu

Novel ini memberikan penggambaran nyata tanpa melebih-lebihkan sosok Ibu. Setelah kelima anaknya berhasil dan sukses di kota, adakah yang tahu kalau si Ibu ternyata kesepian? bukankah itu yang dirasakan oleh Ibu? Adakah yang tahu kalau si ibu ternyata punya penyakit serius. Dia bangga akan kesuksesan anak-anaknya tapi dia juga merasa kesepian. Setelah sang anak merantau seberapa seringkah mereka berkabar? Ketika sang anak pulang si Ibu kerap kali memperlakukan mereka seperti tamu. Si Ibu malu jika rumahnya berantakan, bahkan Ibu akan repot memasak makanan kesukaan anak-anak di dapur.

Saya bisa merasakan kesedihan anak-anak yang kehilangan Ibu mereka, terlebih setelah sang Ibu menghilang mereka baru sadar hal-hal yang selama ini mereka lewatkan. Seberapa kenal mereka dengan Ibu? apakah impiannya? Bagaimanakah perasaan-perasannya selama ini? Pernahkah mereka bertanya! Ketika si ibu beraktifitas yang sama setiap harinya, pernahkah mereka bertanya apakah ibu menyukai melakukan hal itu? Hal-hal itu terpikir sesudah Ibu menghilang dan belum ditemukan. Ketika ibu masih ada bersama mereka apa yang mereka tahu?

Sepanjang membaca mata ini tidak berhenti berkaca-kaca bahkan harus berhenti membaca dulu karena membaca dengan mata yang basah itu susah. Bab manakah yang paling menyentuh?? saya pribadi menyukai Bab 4, dari sudut pandang Ibu. Menggunakan sudut pandang orang pertama, Aku. Dia menceritakan hidupnya yang hanya dia sendiri tahu, bagaimana dia memandang anak-anaknya dan bahkan penyesalan terhadap anaknya. 

Lalu bab mana yang paling bikin emosi?? saya memilih Bab 3 dari sudut pandang Suami/ ayah. 

Sebelum kau kehilangan istrimu di peron stasiun bawah tanah Seoul, bagimu dia hanyalah ibu dari anak-anakmu. Dia ibarat pohon yang kokoh, sampai kau mendapati dirimu berada dalam situasi dimana kau mungkin tidak akan pernah melihatnya lagi- sebatang pohon yang akan tetap di tempatnya, kecuali kau tebang atau kau cabut dari akar-akarnya. Baru kau sadari bahwa yang hilang itu adalah istrimu. Istri yang kau abaikan selama lima puluh tahun ternyata hadir dalam hatimu. Setelah dia hilang, barulah keberadaannya terasa begitu nyata. halaman 152 

Disini sang suami mengingat masa-masa saat mereka bersama yang ternyata dia sendiri tidak banyak mengetahui tentang istrinya. Barulah dia menyesal akan banyak hal.

Buku ini memang keseluruhan membahas kilas balik tentang sang Ibu. Menggali kenangan yang ada di setiap anak. Unik memang dalam satu buku tersaji berbagai sudut pandang tanpa merusak cerita dari awal. Saya tahu buku ini dari rekomendasi seseorang yang membahas tentang novel Korea. Dia memberikan penilaian yang bagus sehingga saya pun tertarik ingin membacanya dan kebetulan ada di Gramedia tempat saya tinggal. 

Novel ini sangat saya rekomendasikan karena tentu saja akan mengingatkan kepada sosok ibu yang sering kita abaikan apalagi sekarang kita tidak hidup bersama satu atap. Yang mungkin bertemu setahun sekali. Bahkan dalam setahun itu kita hanya bersama selama beberapa hari saja. Seberapa banyak kita bisa mendengarkan ceritanya?? 

Bahkan ketika membaca ini saya sendiri tidak berhenti menangis mengingat janji kepada ibu yang saya ucapkan kepada diri sendiri. 

Semoga kita masih diberi kesempatan membuatnya bahagia. 

Baca Juga

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Mantul kak resensi novelnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih kak, tapi saya lupa mengulas kelebihan dan kekurangan buku ini

      Hapus

Terimakasih sudah berkunjung, Yuk bijak berkomentar dan tidak menaruh link aktif